Memahami Alasan di Balik Keputusan Child-Free dalam Gaya Hidup Modern

  • Apr 25, 2023
  • Sucen

Cenang, (cenang.desa.id) - Fenomena child-free atau bebas anak semakin banyak menjadi tren di kalangan masyarakat modern. Konsep ini mengacu pada individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dalam hidup mereka. Hal ini sering kali menjadi topik kontroversial dan mengundang banyak perdebatan di masyarakat.

Beberapa orang memilih gaya hidup ini karena berbagai alasan. Beberapa alasan termasuk kekhawatiran tentang keterbatasan sumber daya bumi, masalah lingkungan, tekanan finansial, kurangnya kebebasan pribadi, atau ketidakmampuan untuk memberikan perhatian yang cukup pada anak. Namun, terlepas dari alasan yang mendasarinya, fenomena child-free tidak boleh dipandang sebelah mata.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Mereka tidak boleh dikucilkan atau dianggap sebagai kelompok yang aneh atau tidak wajar. Sebaliknya, mereka harus dihargai sebagai individu yang unik dan berharga.

Namun, terlepas dari hak individu untuk memilih, fenomena child-free juga memiliki implikasi yang lebih luas. Terlebih lagi, dalam masyarakat yang mempunyai norma yang kuat untuk memiliki anak, fenomena ini dapat dianggap sebagai keputusan yang tidak lazim dan bahkan egois. Beberapa orang bahkan menganggap bahwa mereka yang memilih untuk tidak memiliki anak sedang menghindari tanggung jawab sosial dan moral.

Namun, pandangan seperti ini sebenarnya tidak fair. Keputusan untuk tidak memiliki anak biasanya merupakan keputusan yang sangat sulit dan memerlukan pemikiran yang matang. Banyak individu yang memilih gaya hidup ini mempertimbangkan dampak yang lebih luas dan memilih untuk berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan dengan cara yang berbeda.

Selain itu, fenomena child-free juga harus dipertimbangkan dalam konteks perubahan sosial dan lingkungan yang sedang terjadi. Dalam dunia yang semakin padat, sumber daya semakin terbatas dan tekanan lingkungan semakin besar, mungkin tidak realistis untuk meminta setiap orang untuk memiliki anak. Fenomena ini dapat dianggap sebagai tanggapan yang masuk akal pada tantangan dan keterbatasan yang dihadapi oleh masyarakat modern.

Dalam hal ini, masyarakat perlu mempertimbangkan cara untuk mendukung individu atau pasangan yang memilih gaya hidup child-free. Ini termasuk memberikan dukungan sosial dan mempromosikan alternatif bagi mereka yang memilih untuk tidak memiliki anak. Misalnya, masyarakat dapat membuka ruang untuk berbagi pengalaman, ide dan pengetahuan untuk membangun koneksi dan jaringan yang berguna.

Penting untuk dicatat bahwa fenomena child-free tidak harus dilihat sebagai fenomena yang negatif. Sebaliknya, itu harus dianggap sebagai pilihan hidup yang berbeda, yang membutuhkan pemahaman dan toleransi dari masyarakat yang lebih luas. Kita harus memperlakukan individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dengan hormat dan memastikan bahwa hak mereka dihormati dan dilindungi.

Lantas Apa Pandangan Islam mengenai fenomena child free, 

Tidak ada pandangan yang tegas atau spesifik dalam Islam tentang child-free sebagai sebuah konsep modern. Namun, dalam Islam, memiliki anak dianggap sebagai salah satu tujuan utama dalam kehidupan pernikahan. Sebagai umat Muslim, umumnya disarankan untuk memiliki anak dan menganggapnya sebagai rahmat dari Allah SWT.

Dalam Al-Quran, Allah SWT menyatakan bahwa anak-anak adalah anugerah-Nya, seperti yang disebutkan dalam Surah Asy-Syu'ara' ayat 78-79, "Dan Dia menjadikan bagimu penduduk-penduduk yang berasal dari dirimu sendiri. Dan Dia menjadikan bagimu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan cucu-cucu dari jenis kamu sendiri, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Apakah mereka membenarkan kepada Allah dan nikmat-Nya, padahal mereka mempersekutukan-Nya?".

Namun, Islam juga mengajarkan untuk mempertimbangkan kondisi individu dan pasangan sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Pasangan harus memastikan bahwa mereka memiliki kondisi kesehatan yang baik dan mampu memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup pada anak-anak mereka.

Dalam situasi tertentu, seperti ketika kondisi kesehatan pasangan atau faktor-faktor ekonomi dan sosial yang tidak memungkinkan, Islam memperbolehkan pasangan untuk menunda keputusan untuk memiliki anak atau bahkan memutuskan untuk tidak memiliki anak sama sekali. Namun, keputusan ini harus didasarkan pada konsultasi dengan ahli dan orang yang berpengalaman dalam masalah kehamilan dan kesehatan reproduksi.

Secara umum, Islam mengajarkan untuk memiliki anak sebagai salah satu tujuan kehidupan pernikahan. Namun, keputusan untuk memiliki atau tidak memiliki anak harus didasarkan pada kondisi individu dan pasangan, dan keputusan ini harus diambil setelah mempertimbangkan faktor-faktor kesehatan, ekonomi, dan sosial yang relevan.

sumber gambar : kompas.com