Penyebab Menurunnya Angka Kelahiran di Jepang, Sebuah Analisis Mendalam

  • Apr 28, 2023
  • Sucen

Jepang, (cenang.desa.id) - negara yang terkenal dengan inovasi teknologi, makanan lezat, dan budaya yang unik, saat ini menghadapi masalah demografis serius, yakni menurunnya angka kelahiran. Meskipun Jepang memiliki kesejahteraan yang baik dan pendidikan yang berkualitas, tetapi angka kelahiran di negara ini semakin menurun dari waktu ke waktu. Pada tahun 2020, angka kelahiran di Jepang mencapai 0,84 anak per perempuan, yang merupakan salah satu angka terendah di dunia. Penurunan ini telah terjadi selama beberapa dekade terakhir dan terus memperparah masalah populasi lansia yang semakin besar di Jepang.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang penyebab menurunnya angka kelahiran di Jepang, mari kita lihat sejarah populasi Jepang. Pada akhir Perang Dunia II, populasi Jepang mengalami pertumbuhan pesat. Namun, pada tahun 1970-an, jumlah kelahiran mulai menurun. Pada tahun 2010, jumlah kematian di Jepang melebihi jumlah kelahiran. Hal ini berarti populasi Jepang mulai menurun dan semakin menua.

Beberapa penyebab menurunnya angka kelahiran di Jepang antara lain:

  1. Perubahan pola pikir masyarakat

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi menurunnya angka kelahiran di Jepang adalah perubahan pola pikir masyarakat. Masyarakat Jepang semakin memilih untuk menikmati hidup mereka dan berfokus pada karir serta gaya hidup modern. Ini berarti bahwa mereka cenderung menunda pernikahan dan kelahiran anak untuk masa depan yang lebih jauh. Selain itu, wanita Jepang semakin memilih untuk bekerja dan mengejar karir mereka, sehingga tidak memiliki waktu atau energi untuk membesarkan anak. Pada dasarnya, banyak pasangan muda di Jepang tidak merasa terlalu tertarik untuk memiliki anak pada usia muda.

  1. Kesulitan finansial

Biaya hidup di Jepang sangat tinggi, terutama di kota besar seperti Tokyo. Ini menyebabkan banyak pasangan sulit untuk membiayai kelahiran dan merawat anak. Biaya hidup yang tinggi juga membuat banyak pasangan muda di Jepang kesulitan untuk membeli rumah atau apartemen yang cukup besar untuk keluarga mereka. Selain itu, biaya untuk merawat anak di Jepang juga sangat mahal. Ada biaya sekolah, les privat, asrama, dan banyak hal lainnya yang perlu dipikirkan ketika membesarkan anak di Jepang. Banyak pasangan muda di Jepang yang merasa sulit untuk menghadapi beban finansial yang besar ini.

  1. Keterbatasan tempat tinggal

Banyak pasangan muda di Jepang tinggal di apartemen yang kecil dengan ruang yang terbatas. Hal ini membuat sulit bagi mereka untuk menampung keluarga yang bertambah. Mereka harus berbagi ruangan dengan anak-anak mereka.

     4. Pekerjaan yang menuntut

Banyak pekerjaan di Jepang menuntut waktu yang lama dan memiliki tingkat stres yang tinggi. Hal ini membuat sulit bagi pasangan untuk memiliki waktu dan energi untuk merawat anak.

     5. Meningkatnya populasi lansia

Jepang memiliki populasi lansia yang semakin besar dan membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Hal ini menyebabkan banyak orang muda yang merasa terbebani untuk merawat orang tua mereka dan sulit untuk memikirkan tentang merawat anak.

     6. Ketersediaan teknologi reproduksi 

Pasangan Jepang dapat memilih untuk menggunakan teknologi reproduksi seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau donor sperma jika mereka mengalami kesulitan untuk memiliki anak secara alami. Namun, biaya untuk teknologi ini sangat mahal dan tidak semua pasangan mampu untuk membiayainya.

Semua faktor ini menyebabkan tingkat kelahiran di Jepang menurun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

sumber gambar : detik.com